Lembata – Kabupaten Lembata yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini tengah mengalami fenomena cuaca yang tidak biasa. Hujan tidak merata telah mengganggu kehidupan penduduk setempat.
Selama beberapa minggu terakhir Lembata telah mengalami masalah cuaca buruk. Hujan yang biasanya merata di seluruh wilayah, kini tidak seimbang. Beberapa daerah telah dirundung hujan lebat hingga banjir, namun di beberapa wilayah lain justru mengalami hujan yang terlambat.
Salah satu wilayah yang paling terdampak yakni Kecamatan Nubatukan. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata, wilayah ini telah dilanda hujan deras selama beberapa hari terakhir.
“Hujan deras pada beberapa hari terakhir membuat kami mengalami banjir,” kata salah satu warga Lewoleba tengah, Kecamatan Nubatukan. Tidak hanya banjir, hujan lebat disertai angin kencang ini juga menyebabkan beberapa bangunan di Desa Bobokerong, Kecamatan Nagawutung, rusak berat.
Sedangkan di daerah lain seperti Wngatoa, Kota Lewoleba, justru mengalami hujan terlambat.
Dikutip dari indonewstoday.com, intensitas hujan yang tidak merata ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, terdapat perbedaan dalam tingkat kelembaban udara di daerah yang berbeda. Daerah dengan tingkat kelembaban yang tinggi akan lebih mungkin mendapatkan hujan daripada daerah dengan kelembaban yang rendah.
Kedua, faktor topografi juga dapat memengaruhi distribusi hujan. Misalnya, pegunungan dapat menghalangi awan hujan sehingga hujan lebih sering terjadi di daerah di sebelah timur pegunungan daripada di sebelah baratnya.
Ketiga, fenomena alam seperti siklon tropis atau badai tropis dapat menyebabkan hujan yang tidak merata karena mereka dapat mengalirkan banyak air hujan ke daerah tertentu.
Pada akhirnya masalah cuaca yang tidak merata di Kabupaten Lembata menjadi alarm bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap dampak perubahan iklim.
Langkah-langkah preventif dan adaptasi harus diperkuat agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana alam yang semakin tidak terduga ini.
Tim Penulis : Bernadeta Lendryana Wetan Sabon, Fransiska Peni Muda dan Lidwina Aprilia Marthatilova Laure.
(Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas XI A, SMA Frater Don Bosco Lewoleba)